Romelu Lukaku resmi kembali ke Inter Milan setelah menghadapi musim yang sulit bersama Chelsea. Striker asal Belgia itu dipinjamkan Chelsea ke Inter Milan dengan durasi satu musim. Ya, Romelu Lukaku hanya ingin pindah ke Inter Milan jika didepak Chelsea di transfer musim panas ini.
Jelas ia girang bukan main dengan sambutan Inter Milan yang rela menampungnya kemblai meski sempat memilih hengkang ke Chelsea di musim lalu. Kenangan manis Lukaku bersama Inter Milan memang membuat sang pemain gagal move on, bahkan sampai memengaruhi performanya. Ya, Romelu Lukaku sempat memberi komentar cukup menohok terkait karirnya bersama The Blues.
Ia mengeluhkan sistem permainan yang diterapkan Thomas Tuchel yang kontribusi golnya untuk Chelsea tak seproduktif kala ia masih berseragam Inter Milan. "Secara fisik saya baik baik saja, namun saya tak nyaman dengan situasi diChelsea," kata Lukaku dilansirSky Sports. "Tuchel memilih menggunakan sistem yang lain, tapi saya akan tetap profesional saya akan bekerja lebih keras," lanjutnya.
Ya, sebelum Lukaku sukses mencetak dua gol di dua pertandingan berturut turut di Liga Inggris, ia sempat mengalami paceklik gol yang berkepanjangan. Seakan kehilangan tajinya,Romelu Lukakumengalami paceklik gol di 12 lagaChelsea, baik di kancah domestik maupun kontinental. NamaRomelu Lukakutak tercatat di papan skor ketikaChelseabertanding melawan Tottenham Hotspur, Aston Villa, Manchester City, Juventus, Southampton, Brentford, Malmo, Manchester United, Watford, dan West Ham.
Selama 2 bulan lebih Lukaku tak menyumbangkan satu gol pun untuk The Blues, tiga laga terakhir yang disebutkan di atas adalah pertandingan yang ia jalani setelah mengalami cedera. Thomas Tuchel pun beralasan bahwa ia masih beradaptasi dengan stiker barunya tersebut, juru taktik asal Jerman itu juga menambahkan bahwa lukaku terlalu banyak dimainkan di musim ini. Ketika harus menjadi juru gedorChelsea, Lukaku juga menjadi tumpuan Timnas Belgia di lini depan.
AlasanTuchelmemang ada benarnya, namun, jika dilihat dari kualitasRomelu Lukaku, seharusnya ia tak kesulitan dalam urusan merobek jala gawang lawan, performanya di Inter begitu sempurna. Hal tersebut lah yang menjadi alasanChelseaberani mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk memboyongnya, danTuchelpun mengakui kualitas strikernya itu. “Dia (Lukaku) adalah atlet yang fantastis dan pria yang kompetitif sehingga dia ingin memenangkan segala hal," KataTucheldilansir The Guardian.
Lantas, melihat aspek tersebut, beberapa asumsi menyalahkanThomasTuchelyang dirasa tak mampu memaksimalkan kemampuan Lukaku, salah satunyaAntonio Conte. "Jika Anda memiliki penyerang tengah seperti Lukaku, anda perlu menggunakan dia, dan saya rasaChelseabelum menemukan cara untuk menggunakannya," kritik tajam Conte dilansir Goal . Ya, Lukaku memang dibuat garang olehAntonio Conte, jika di Manchester United Lukaku mengalami paceklik, penampilannya diInter Milanbegitu tajam.
Sempat dianggap terlalu mahal saat mendarat di San Siro, nyatanya polesan tangan dingin Conte mampu membuat Lukaku menjadi penyerang sohor yang namanya disejajarkan bersama Ronaldo dan Immobile di Liga Italia musim lalu. Dari 44 pertandingan bersamaInter Milandi musim 2020/2021, pria asal Belgia itu sukses mencetak 30 gol dan 10 assist untuk Nerazzurri. Itulah yang nampaknya membuat Lukaku begitu nyaman bermain diInter Milandan memberi komentar yang membuatChelsea'cemburu'.
"Saya selalu bilang bahwa Inter selalu di hati saya, saya tahu saya akan kembali ke Inter, saya harap demikian," tambahnya. "Saya jatuh cinta dengan Italia, ini adalah waktu yang tepat untuk bicara dan biarkan orang tahu apa yang terjadi," pungkas Lukaku. Di Inter, Conte menduetkan pemain Lukaku bersama Lautaro Martinez yang lebih dominan berada di lini tengah. Hal tersebut membuat Lukaku bermain lebih fleksibel.
Striker berbadan tambut tersebut, banyak bergerak di sisi kiri, kanan, hingga menjemput bola sampai ke tengah. Hal tersebut membuat Lukaku mampu mencari ruang nya sendiri untuk menciptakan gol, dan hal tersebutlah yang tak terlihat diChelsea. Tuchel dengan pakem 3 4 3 dan 3 5 2 andalannya, sering menduetkan Lukaku bersama Werner. Masalahnya adalah, Werner bukanlah pemain yang nyaman berada di kotak penalti.
Itu membuat Lukaku lebih dioptimalkan olehTucheluntuk berada lebih banyak berdiri di kotak 16, tentu hal tersebut berpengaruh pada ketajaman sang pemain. Musim ini, dilansir FBref , shots total Lukaku berada di angka 2.45 per pertandingan, jauh turun dibandingkan musim lalu saat dirinya masih bermain untuk Inter, shots total Lukaku mencapai angka 3.78 per pertandingan. Itu statistik terkait individu, statistik lain berdasarkan permainan kolektif di lapangan, terlihat rekan Lukaku di lini depanChelseabegitu jarang memberi umpan kepadanya.
Catatan Sky Sports per (15/9/2021), menunjukkan bahwa belum satu kali pun seorang Kai Havertz mengirimkan umpan kepada Lukaku. Bahkan asumsi liar beredar bahwa Havertz sengaja melakukan hal tersebut agar ia mampu menggeser posisi Lukaku di lini depanChelsea. Faktanya, progesi skema ThomasTuchellebih efektif ketikaChelseabermain tanpa striker murni ataufalse nine.
Meski tak rajin mencetak gol, Havertz mampu membuka ruang bagi Mount dan wingerChelsealainnya untuk bermain lebih menusuk dan fleksibel. Havertz yang sering bergerak ke lini tengah dan samping membuat Mount bebas bergerak untuk mengisi pos yang ditinggalkan pemain asal Jerman tersebut. Pun dengan keleluasaan parawing backThe Blues, ketiadaan Lukaku yang sering berada di kotak penalti membuat Chillwell dan Reece James bebas untuk masuk ke kotak penalti tanpa bertabrakan dengan strikerChelsea.
Keluhannya mengindikasikan bahwa ia tak nyaman dengan sistem yang dipakai Tuchel. Jika bersama Inter performanya begitu apik, bersamaChelseauntuk mencetak gol saja ia harus menunggu waktu yang cukup lama. Total dari 44 pertandingan yang sudah ia jalani bersama The Blues, Lukaku hanya mampu mencatatkan namanya di papan skor sebanyak 15 kali.
Kini, drama antara Romelu Lukaku, Thomas Tuchel, dan Chelsea telah usai. Kepulangannya ke Inter Milan menjadi jawaban dari bahwa ia lebih ingin memulihkan ketajamanya bersama raksasa Liga Italia itu.