Ancaman resesi global diprediksikan bakal menerpa perusahaan rintisan (Startup) khususnya di Indonesia. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, tantangan perusahaan rintisan (Startup) kian sulit ditengah ancaman resesi ekonomi. Menurut dia, situasi ini mampu membuat para startup akan terancam tutup secara permanen. Bahkan, dia memperkirakan kondisi ini akan berlangsung hingga tahun 2024.
Bhima menjelaskan, saat ini beberapa startup mulai mengalami tekanan dari sisi pendanaan. Sebab, investor utama yang mendanai para startup tersebut, berasal dari beberapa negara yang tengah berjuang terhadap pertumbuhan ekonomi. "Beberapa startup ini sudah mulai terjadi tekanan dari sisi berkurangnya pendanaan, apalagi beberapa startup mendapatkan pendanaan dari investor asing," ucap Bhima. "Di negara asal investor, mau dari Amerika, Eropa maupun China itu sekarang sedang mengalami tekanan ekonomi, pelambatan ekonomi. Sehingga berpengaruh juga terhadap pendanaan yang bisa disalurkan startup yang ada di Indonesia," sambungnya.
Menurut Bima, persaingan ketat kerap menerjang perusahaan rintisan ditengah ancaman resesi ekonomi. Kata dia, para startup yang memiliki modal besar akan mampu bertahan ditengah kondisi ini. "Persaingan yang sangat ketat antara startup sehingga yang modalnya besar dia bisa bertahan. Sementara yang kecil mungkin harus tutup permanen, bahkan bukan hanya melakukan PHK karyawan," kata dia. Terakhir, Bima mengatakan, keterpurukan startup ditengah ancaman resesi ekonomi juga ditandai dengan berkurangnya minat masyarakat untuk membeli secara online.
"Diskon sudah mulai berkurang, promo mulai berkurang. Sehingga banyak masyarakat yang mulai berbelanja lagi di toko toko fisik. Itu pengurangan terhadap omset dari startup cukup signifikan," ujarnya.